About

This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Rabu, 03 April 2019

Kebudayaan Indonesia Tradisi Peusijuek kebiasaan masyarakat Aceh

Tradisi satu ini adalahsalah satu ritual yang sering dilaksanakan di nyaris semua pekerjaan adat masyarakat Aceh. Namanya ialah Tradisi Peusijuek.


Apakah tradisi Peusijuek itu?

Peusijuek ialah salah satu ritual atau prosesi adat dalam kebiasaan masyarakat Aceh. Tradisi ini seringkali dilakukan guna memohon keselamatan, ketentraman, dan kebahagiaan dalam kehidupan. Tradisi Peusijuek adalahsalah satu tradisi yang telah ada semenjak zaman dahulu, dan masih sering dilaksanakan hingga sekarang. Tradisi ini seringkali sering dilaksanakan di nyaris semua pekerjaan adat masyarakat Aceh, laksana pernikahan adat, perayaan adat, syukuran dan upacara adat lain-lain.

Asal Usul Tradisi Peusijuek

Tradisi Peusijuek ini adalahsalah satu tradisi lama masyarakat Aceh. Berdasarkan keterangan dari sejarahnya, Tradisi Peusijuek ini adalahsalah satu peninggalan kebudayaan Hindu. Kebudayaan Hindu di Aceh sendiri diakibatkan karena hubungan antara Aceh dan India di masa lampau, sampai-sampai secara tidak langsung kebiasaan Hindu yang dibawanya mulai memprovokasi kebudayaan masyarakat Aceh. Salah satunya ialah dengan adaya Tradisi Peusijuek ini. Kata “Peusijuek” sendiri dipungut dari kata “sijue’”, yang dalam bahasa Aceh berarti “dingin”. Sehingga bisa juga ditafsirkan mendinginkan atau menyejukan.

Pada saat tersebut upacara peusijuk yang dilakukan masih memakai mantra atau doa-doa tertentu. Namun sejak masuknya agama Islam di Aceh, tradisi itu kemudian diolah dengan memasukan bagian keIslaman didalamnya laksana doa-doa keselamatan, shalawat, doa-doa dalam doktrin Islam lainnya. Walaupun begitu prosesi pelakasanaan Peusijuek ini masih tetap dijaga hingga seperti format yang sekarang.

Fungsi Tradisi Peusijuek

Dalam kebiasaan masyarakat Aceh, tradisi Peusijuek pada dasarnya difungsikan guna memohon keselamatan, ketentraman, dan kebahagiaan dalam kehidupan. Namun faedah peusijeuk ini juga dipecah menjadi sejumlah jenis, di antaranya seperti, Peusijuek meulangga (saat perselisihan), Peusijuek pade bijeh (mulai menempatkan padi), Peusijuek lokasi tinggai (menghuni lokasi tinggal baru), Peusijuek peudong rumoh (membangun rumah), Peusijuek kaurubeuen (saat berkurban), Peusijuek kendaraan, Peusijuek naik haji, Peusijuek khitan, dan Peusijuek pernikahan.

Pelaksanaan Tradisi Peusijuek

Pelaksanaan ritual Peusijuek seringkali dilakukan oleh figur agama atau figur adat yang dituakan oleh masyarakat. Hal ini diwajibkan karena tradisi Peusijuek adalahritual yang dirasakan sakral, sampai-sampai untuk melakukannya mestilah orang yang paling memahami tentang doa-doa dan prosesi dalam ritual tersebut. Apa bila orang yang diPeusijuek ialah kaum laki-laki, seringkali adakan dilaksanakan oleh Teungku atau Ustadz. Sedangkan apa bila yang diPeusijuek ialah kaum perempuan, maka akan dilaksanakan oleh Ummi atau seorang perempuan yang dituakan oleh masyarakat.

Dalam pengamalan tradisi Peusijuek ini terdapat 3 urusan yang sangat penting, yaitu perlengkapan alat serta bahan peusijuek, gerakan, dan doa. Untuk perlengkapan dan bahan Peusijuek seringkali terdiri dari talam, bu leukat (ketan), u mirah (kelapa merah), breueh pade (beras), teupong taweue (tepung yang dibaur air), on sisikuek( sejenis daun cocor bebek), manek manoe (jenis daun-daunan), naleueng sambo (sejenis rumput), glok (tempat cuci tangan) dan sangee (tudung saji). Untuk masyarakat Aceh, masing-masing bahan Peusijuek ini mempunyai filosofi dan makna khusus di dalamnya.

Gambar : Perangkat Alat Dan Bahan Peusijuek
Gerakan memercikan peusijuk pun adalahsalah satu urusan yang paling penting, sebab sifatnya yang sakral sampai-sampai untuk melakukannya jangan salah. Gerakan tersebut seringkali dilakukan dari kiri ke kanan dan dari kanan ke kiri, serta sesekali juga dilaksanakan dengan gerakan menyilang. Gerakan dalam memercikan peusijuk ini tentunya pun mempunyai filosofi dan arti khusus di dalamnya.

Doa adalahunsur terpenting dalam tradisi ini, sebab inti dari upacara Peusijuek ialah memohon untuk tuhan supaya diberikan keselamatan, kebahagiaan dan kesejahteraan untuk yang menciptakan acara. Doa yang dipakai adalahdoa dalam doktrin agama Islam yang sering dipakai dalam tradisi Peusijuek. Oleh sebab itulah yang mengerjakan upacara itu harus figur agama atau adat yang telah paham dan diandalkan  oleh masyarakat.

Makna Tradisi Peusijuek

Sebagai di antara warisan budaya, tradisi Peusijuek paling kaya bakal nilai-nilai dan arti khusus di dalamnya. Untuk masyarakat Aceh, tradisi Peusijuek dimaknai sebagai ungkapan rasa syukur untuk Tuhan atas segala nikmat dan kebahagaiaan yang diserahkan kepada mereka. Selain tersebut tradisi ini pun sekaligus menjadi permohonan serta harapan supaya selalu mendapat  keselamatan, keberkahan dan kesejahteraan.

Perkembangan Tradisi Peusijuek

Dalam perkembangannya, tradisi Peusijuek masih terus dilestarikan dan dijaga hingga sekarang. Tradisi ini masih sering dilaksanakan di sekian banyak  acara adat laksana pernikahan, selamatan, perayaan dan acara adat Aceh lainnya. Walaupun ada sejumlah orang memandang tradisi peusijuk ini nyaris serupa dengan tradisi agama Hindu, tetapi dalam segi cara, isi dan tujuannya sangat bertolak belakang berbeda.

Masyarakat Aceh percaya, bahwa tradisi Peusijuek ini adalahhasil kearifan kebiasaan local yang diajarkan nenek moyang mereka. Dimana kebiasaan dan agama mesti dijalankan secara bersebelahan dengan segala kebajikan yang terdapat di dalamnya. Sehingga yang mesti hormati dan dipertahankan keberadaannya.

Sekian pengenalan mengenai “Tradisi Peusijuek Dalam Budaya Masyarakat Aceh”. Semoga berfungsi dan meningkatkan pengetahuan kamu tentang tradisi dan kebiasaan masyarakat di Indonesia.


Kebudayaan Indonesia Tradisi Lompat Batu Sumatera Utara

Tradisi satu ini adalahsuatu tradisi menarik yang berasal dari Nias, Sumatera Utara. Namanya ialah

Tradisi Lompat Batu.


Apakah Tradisi Lompat Batu itu?

Tradisi Lompat Batu ialah salah satu tradisi yang berasal dari Nias, Sumatera Utara. Tradisi ini seringkali dilakukan semua pemuda dengan teknik melompati tumpukan batu setinggi 2 meter dan setebal 40 cm guna menunjukan bahwa mereka sudah layak untuk dirasakan dewasa secara fisik. Tradisi Lompat Batu ini adalahsalah satu tradisi yang lumayan terkenal di Nias. Selain diperlihatkan sebagai acara adat, Tradisi Lompat Batu ini juga dapat menjadi peragaan yang menarik, khususnya untuk para wisatawan yang datang ke sana.

Sejarah Tradisi Lompat Batu

Tradisi Lompat Batu ini sudah dilaksanakan sejak dahulu kala. Berdasarkan keterangan dari sejarahnya, Tradisi Lompat Batu ini muncul sebab kebiasaan masyarakat ketika perang suku yang pernah terjadi di Nias. Konon pada ketika itu, setiap dusun yang berperang memiliki bentengnya setiap untuk mengawal wilayah mereka. Sehingga guna menyerang, diperlukan kekuatan khusus guna melompati benteng tersebut. Mereka lantas membuat tumpukan batu yang dipakai untuk melatih jasmani mereka, khususnya ketangkasan dalam melompat.

Seiring dengan berakhirnya perang tersebut, lompat batu ini masih dilaksanakan oleh masyarakat di sana sampai menjadi sebuah tradisi. Tradisi ini lantas berkembang menjadi ritual atau media untuk para pemuda guna menunjukan bahwa dia telah dewasa. Namun butuh diketahui, bahwa tradisi ini tidak dilaksanakan semua masyarakat Nias, dan hanya dilaksanakan oleh kampung-kampung tertentu saja. Walaupun begitu, sebab keunikannya Tradisi Lompat Batu ini mulai dikenal masyarakat luas dan menjadi symbol budaya untuk masyarakat Nias.

Fungsi Dan Makna Tradisi Lompat Batu

Seperti yang diterangkan sebelumnya, Tradisi Lompat Batu ini difungsikan sebagai media semua pemuda guna menunjukan bahwa mereka telah dewasa secara fisik. Selain tersebut tradisi ini juga dapat menjadi media guna menguji ketangkasan dan kejantanan semua pemuda. Untuk masyarakat di sana, tradisi ini dimaknai sebagai proses pendewasaan para pria untuk menyusun karakter yang powerful dan cekatan dalam menjalani kehidupan.

Di samping itu, bilamana seorang pemuda dapat melakukannya secara sempurna, maka bakal menjadi sebuah kebanggaan untuk dia dan keluarganya. Karena tidak seluruh pemuda dapat melakukan urusan itu secara langsung dan mesti membutuhkan pelajaran yang keras dan masa-masa yang lumayan lama guna melakukannya. Di samping itu, untuk mengerjakan lompat batu ini sangat mempunyai resiko tinggi, sampai-sampai tidak jarang mereka yang sukses akan merayakannya dengan syukuran adat.

Waktu Dan Tempat Pelaksanaan Tradisi Lompat Batu

Pelaksanaan tradisi lopat batu ini seringkali diadakan pada masa-masa yang telah ditentukan oleh masyarakat dan akan dibuntuti oleh pemuda yang telah beranjak dewasa. Untuk lokasi pelaksanaan Tradisi Lompat Batu ini dilaksanakan di lokasi khusus, seringkali setiap dusun yang sering mengerjakan tradisi ini mempunyai tempat tersendiri yang dipakai secara turun temurun. Tempat itu ditandai dengan batu setinggi 2 meter dan ketebalan 40cm yang nantinya dipakai untuk dilompati semua peserta.

Pelaksanaan Tradisi Lompat Batu

Saat pengamalan Tradisi Lompat Batu, seringkali akan ditonton oleh semua warga kampung. Kemudian semua peserta bersiap dengan memakai baju pejuang Nias menantikan gilirannya. Saat telah gilirannya, peserta akan memungut ancang-ancang yang tidak terlampau jauh. Kemudian berlari kencang dan menginjakkan kaki pada sebongkah batu sebagai tumpuannya. Lalu dia melompat ke udara dan melalui batu besar setinggi 2 meter tersebut. Saat melompat, peserta jangan sampai menyentuh batu besar tersebut, bilamana menyentuh maka dia belum berhasil.

Ada sejumlah hal yang mesti diacuhkan dalam melompati batu ini terutama ketika mendarat. Apabila peserta tiba dalam posisi yang salah maka bakal sangat mempunyai resiko tinggi laksana cidera otot bahkan patah tulang. Tentunya untuk mengekor Tradisi Lompat Batu ini jangan orang sembarangan. Walaupun difungsikan guna menilai kedewasaan pemuda, tetapi mereka telah terlatih sejak kecil, sampai-sampai sudah terbiasa dan tahu tekniknya.

Nilai-Nilai Dalam Tradisi Lompat Batu

Tradisi Lompat Batu ini tidak melulu sekedar permainan maupun upacara biasa, namun pun mempunyai nilai-nilai eksklusif yang terdapat didalamnya, khususnya nilai kehidupan, nilai budaya, nilai kebersamaan.

- Nilai Kehidupan

Bagi masyarakat di sana, Tradisi Lompat Batu ini dijadikan sebagai media guna menilai kedewasaan seseorang, terutama kaum laki-laki. Di samping itu, tradisi ini juga dilaksanakan untuk menyusun karakter pemuda yang powerful dan cekatan dalam menjalani kehidupan.

- Nilai Budaya

Sebagai di antara warisan budaya, tradisi ini masih terus dilestarikan sampai sekarang. Di samping sebagai format ritual maupun upacara adat, tradisi ini juga dilaksanakan sebagai wujud apresiasi mereka terhadap kebiasaan yang diwariskan oleh leluhur atau nenek moyang mereka.

- Nilai Kebersamaan

Kebersamaan tampak dari hendak sekali masyarakat guna menyaksikannya. Tradisi ini seakan menjadi sebuah media dimana masyarakat dapat saling berkumpul dan menyokong peserta yang mengikutinya. Di samping itu, tradisi ini pun menjadi media untuk para peserta untuk berusaha bersama dan menampilkan kedahsyatan mereka.

Perkembangan Tradisi Lompat Batu

Dalam perkembangannya, Tradisi Lompat Batu masih terus dilestarikan sampai sekarang. Bahkan sekarang Tradisi Lompat Batu ini menjadi di antara symbol kebiasaan masyarakat Nias. Tradisi ini masih sering dilaksanakan oleh sejumlah kampung di Nias. Di samping sebagai upacara atau ritual adat, Tradisi Lompat Batu ini pun menjadi salah satu pesona para wisatawan yang sedang berangjangsana ke sana.

Sekian pengenalan mengenai “Tradisi Lompat Batu Dari Nias, Sumatera Utara”. Semoga berfungsi dan meningkatkan pengetahuan kamu tentang tradisi dan kebiasaan masyarakat di Indonesia.

Jumat, 29 Maret 2019

Kebudayaan Indonesia Tari Seureka Reka

Budaya Indonesia

Tarian satu ini adalahtarian persahabatan atau tarian pergaulan masyarakat Maluku. Namanya ialah Tari Saureka Reka.


Apakah Tari Saureka Reka itu?

Tari Saureka Reka ialah salah satu tarian tradisional sejenis tarian pergaulan yang berasal dari Maluku. Tarian ini biasa dilaksanakan oleh semua muda-mudi, dimana semua laki-laki memainkan gaba-gaba dan semua perempuan menari dan menghindari gaba-gaba tersebut. Gaba-gaba sendiri adalahbilah pohon sagu yang dipakai sebagai properti menari dan sekaligus menjadi musik pengiring tarian ini. Tari Saureka Reka adalahsalah satu kesenian dan permainan tradisional yang lumayan terkenal di kalangan masyarakat Maluku dan sering diperlihatkan di sekian banyak  acara adat maupun hiburan.

Sejarah Tari Saureka Reka

Konon Tari Saureka Reka ini telah ada semenjak jaman dahulu di Maluku,khususnya wilayah Maluku Tengah. Tari Saureka Reka ini dulunya sering dilaksanakan oleh semua petani sagu ketika musim panen tiba. Tarian ini dilaksanakan sebagai ungkapan rasa gembira dan rasa syukur masyarakat atas hasil panen mereka. Di Maluku di samping kaya bakal hasil rempah-rempahnya juga tidak sedikit ada pohon sagu. Sagu seringkali digunakan oleh masyarakat guna bahan konsumsi, selain tersebut kayunya dapat dipakai sebagai bahan bangunan atau perangkat musik tradisional laksana tifa dan gaba-gaba yang dipakai untuk Tari Saureka Reka ini.

Fungsi Dan Makna Tari Saureka Reka

Seperti yang diterangkan sebelumnya, Tari Saureka Reka dimaknai sebagai ungkapan rasa syukur dan kegembiraan masyarakat atas kehidupan dan berkat yang diserahkan Tuhan guna mereka. Selain tersebut tarian ini pun difungsikan sebagai tarian pergaulan masyarakat terutama semua muda-mudi. Selain guna mempererat tali persahabatan, tarian ini juga dapat menjadi media semua remaja untuk menggali jodoh.

Kini Tari Saureka Reka tidak hanya dipakai sebagai permainan atau hiburan dikalangan masyarakat saja, namun pun telah berkembang menjadi tarian pertunjukan. Tarian ini pun sering diperlihatkan di sekian banyak  acara kebiasaan seperti peragaan seni dan pesta rakyat budaya. Selain tersebut Tari Saureka Reka pun menjadi salah satu pesona para wisataan yang datang ke sana.

Pertunjukan Tari Saureka Reka

Dalam pertunjukannya, Tari Saureka Reka seringkali ditampilkan oleh 8 orang, yang terdiri dari 4 laki-laki dan 4 perempuan. Para laki-laki seringkali bertugas memainkan gaba-gaba, sedangkan semua perempuan sebagai penarinya. Dengan diiringi musik tradisional dan suara gaba-gaba, semua penari menari dengan melompati atau menghindari tepukan gaba-gaba tersebut.

Untuk menari Saureka Reka ini pasti membutuhkan kemahiran khusus khususnya kelincahan dan ketepatan ketika melompat. Selain tersebut stamina pun menjadi hal penting, sebab permainan ini sangat menghabiskan tenaga. Dan bilamana penari keletihan maka akan meminimalisir ketepatan dalam melompat atau menghindari gaba-gaba sehingga menyebabkan kaki terjepit bahkan terjatuh.

Pengiring Tari Saureka Reka

Dalam peragaan Tari Saureka Reka seringkali diiringi oleh musik tradisional laksana tifa dan totobuang. Tifa ini adalahjenis perangkat musik laksana gendang dan dimainkan dengan teknik di pukul. Di samping manjadi musik pengiring, ketukan tifa pun menjadi acuan semua penari ketika melompat. Sedangkan totobuang sendiri adalahalat musik sejenis gong kecil yang diatur sesuai dengan not. Totobuang ini biasanya bermanfaat sebagai melodi dalam mengiringi Tari Saureka Reka. Irama yang dimainkan seringkali adalahirama yang sarat keceriaan sehingga menciptakan penari menjadi bersemangat. Di samping tifa dan totobuang, gaba-gaba pun menjadi di antara musik pengiring. Suara tepukan dari gaba-gaba ini kemudian digabungkan  dengan tifa dan totobuang, sampai-sampai menghasilkan musik yang estetis dan khas.

Kostum Tari Saureka Reka

Kostum yang dipakai para penari saat peragaan Tari Saureka Reka seringkali adalahpakaian adat. Para perempuan seringkali menggunakan baju adat dan kain bawahan khas Maluku. Kain bawahan ini seringkali dibuat tidak banyak longgar sampai-sampai penari bisa berleluasa ketika menari. Sedangkan semua laki-laki dapat mengenakan baju adat maupun pakaian bebas tetapi seragam. Biasanya guna kostum Tari Saureka Reka ini dicocokkan dengan keperluan atau kondisi.

Perkembangan Tari Saureka Reka

Dalam perkembangannya tarian ini masih terus dilestarikan dan dikembangkan sampai sekarang. Berbagai kreasi dan variasi pun sering ditambahkan di masing-masing pertunjukannya, baik dalam segi gerak, kostum, maupun musik pengiringnya. Tarian ini pun sering diperlihatkan di sekian banyak  acara laksana penyambutan tamu penting, perayaan adat, dan acara adat lainnya. Selain tersebut tarian ini pun sering diperlihatkan di sekian banyak  acara kebiasaan seperti peragaan seni, festival kebiasaan dan promosi pariwisata. Di samping sebagai di antara warisan budaya, Tari Saureka Reka pun telah menjadi di antara daya tarik untuk para wisatawan yang datang ke sana.

Sekian pengenalan mengenai “Tari Saureka Reka Tarian Tradisional Dari Maluku”. Semoga berfungsi dan meningkatkan pengetahuan kamu tentang kesenian tradisional di Indonesia.

Kebudayaan Indonesia Tari Lenso

Budaya Indonesia

Tarian tradisional satu ini adalahsalah satu tarian penyambutan yang berasal dari Maluku. Namanya ialah Tari Lenso.


Apakah Tari Lenso itu?

Tari Lenso ialah salah satu tarian tradisional dari wilayah Maluku. Tarian ini adalahtarian yang dibawakan oleh semua penari perempuan dengan memakai sapu tangan atau selendang sebagai karakteristik dan atribut menarinya. Tari Lenso adalahsalah satu tarian tradisional yang lumayan terkenal di Maluku dan sering diperlihatkan di sekian banyak  acara yang mempunyai sifat adat, hiburan, maupun peragaan seni budaya.

Sejarah Tari Lenso

Berdasarkan keterangan dari sejarahnya, Tari Lenso telah ada semenjak bangsa Portugis datang ke Maluku. Konon tarian ini dulunya adalahtarian yang berasal dari bangsa Portugis, lantas dikembangkan dan diadaptasi dengan kebiasaan masyarakat lokal di sana. Setelah bangsa Portugis meninggalkan Maluku, tarian ini masih terus ditarikan oleh masyarakat di sana, sampai akhirnya menjadi sebuah tradisi dan berkembang seperti kini ini.

Kata “Lenso” sendiri berasal dari bahasa setempat yang berarti “sapu tangan”. Karena dalam Tari Lenso semua penari menari dengan memakai sapu tangan sebagai atribut manarinya, sehingga tidak sedikit yang menyebutnya Tari Lenso. Tari Lenso ternyata tidak melulu dikenal di masyarakat Maluku saja, namun pun dikenal di kalangan masyarakat Minahasa, Sulawesi Utara.

Namun, Tari Lenso di Minahasa dan di Maluku tidak banyak berbeda. Di Minahasa, Tari Lenso seringkali ditarikan oleh penari lelaki dan wanita, guna atribut yang digunakan seringkali menggunakan selendang. Sedangkan di Maluku, Tari Lenso seringkali hanya ditarikan oleh semua penari perempuan saja, dan atribut yang dipakai untuk menari ialah sapu tangan.

Fungsi Dan arti Tari Lenso

Di Maluku, Tari Lenso ini seringkali lebih difungsikan sebagai tarian penyambutan. Tarian ini bisa dimaknai sebagai ungkapan selamat datang dan rasa gembira masyarakat dalam menyambut tamu tersebut. Hal ini dapat dilihat dari ekspresi dan gerakan tarinya yang lemah lembut, mencerminkan kesantunan, rasa hormat, dan penerimaan dengan tulus kasih.

Pertunjukan Tari Lenso

Seperti yang diterangkan sebelumnya, Tari Lenso seringkali hanya dibawakan oleh semua penari perempuan saja. Jumlah penari lenso ini seringkali terdiri dari 6-9 orang penari. Dalam peragaan Tari Lenso, semua penari memakai kostum baju adat mereka dan menari dengan memakai sapu tangan sebagai atribut menarinya. Gerakan dalam tari lesno seringkali lebih didominasi oleh gerakan tangan yang melambai ke depan dan gerakan kaki melangkah. Dalam Tari Lenso ini ada 3 gerakan utama, yakni gerak maju, gerak jumput dan gerak mundur. Semua gerakan itu tentunya dicocokkan dengan irama musik pengiringnya.

Pengiring Tari Lenso

Dalam peragaan Tari Lenso seringkali diiringi oleh buaian musik tradisional. Di Maluku seringkali Tari Lenso diiringi oleh buaian musik tradisional laksana totobuang dan tifa. Irama yang dimainkan seringkali adalahirama bertempo sedang dan mencerminkan keceriaan.

Kostum Tari Lenso

Dalam pertunjukannya, semua penari seringkali menggunakan busana adat khas Maluku. Pada unsur atas seringkali menggunakan baju sejenis kebaya berwarna putih. Sedangkan di unsur bawah seringkali menggunakan kain panjang khas Maluku. Pada unsur rambut seringkali digelung atau disanggul lantas diberi dekorasi bunga sebagai pemanis. Kemudian penari pun membawa sapu tangan di tangan mereka.

Perkembangan Tari Lenso

Dalam perkembangannya, Tari Lenso masih dilestarikan dan dikembangkan sampai sekarang. Berbagai kreasi dan variasi pun sering ditambahkan di masing-masing pertunjukannya supaya terlihat menarik, tetapi tidak menghilangkan karakteristik dan keasliannya. Tari Lenso pun masih tidak jarang dipertunjukan di sekian banyak  acara adat laksana pernikahan, penyambutan, festival dan acara adat lainnya. Selain tersebut Tari Lenso pun sering diperlihatkan di sekian banyak  acara kebiasaan seperti peragaan seni, pesta rakyat budaya, dan promosi pariwisata.

Sekian pengenalan mengenai “Tari Lenso Tarian Tradisional Dari Maluku”. Semoga berfungsi dan meningkatkan pengetahuan kamu tentang kesenian tradisional di Indonesia.

Kebudayaan Indonesia Bambu Gila

Budaya Indonesia

Kesenian satu ini adalahsalah satu kesenian tradisional dari Maluku yang paling kental bakal nuansa mistis. Namanya ialah Kesenian Bambu Gila.


Apakah Kesenian Bambu Gila itu?

Bambu Gila ialah salah satu kesenian tradisional yang berasal dari wilayah Maluku. Di samping kaya bakal nilai seni, kesenian satu ini paling kental bakal kesan mistis dengan memakai bambu sebagai medianya. Bambu Gila ini adalahsalah satu kesenian tradisional yang lumayan terkenal di wilayah Maluku dan sering diperlihatkan di sekian banyak  acara baik adat, hiburan, maupun acara budaya.

Sejarah Kesenian Bambu Gila

Kesenian Bambu Gila ini berasal dari tradisi lama masyarakat Maluku. Berdasarkan keterangan dari sejarahnya, kesenian ini telah ada sebelum masuknya agama Islam dan Kristen di wilayah Maluku. Pada saat tersebut masyarakat Maluku masih mengenal Animisme dan Dinamisme dalam kehidupan spiritual mereka. Sehingga mereka tetap akrab dengan sekian banyak  ritual untuk semua leluhur dan meyakini adanya roh gaib. Salah satu tradisi yang masih dilestarikan sampai sekarang ialah Kesenian Bambu Gila ini.

Konon Bambu Gila ini dulunya tidak hanya dilaksanakan sebagai atraksi atau hiburan, Bambu Gila juga dipakai dalam kehidupan keseharian masyarakat di sana. Terutama pada kegiatan yang terkesan berat seperti mengalihkan kapal, unik kapal, bahkan guna melawan semua musuh ketika perang. Namun seiring dengan masuknya agama Islam dan Kristen di Maluku, tradisi itu lebih difungsikan sebagai atraksi seni atau hiburan rakyat dan dijaga hingga sekarang.

Fungsi Dan Makna Kesenian Bambu Gila

Seperti yang diterangkan sebelumnya, dulunya Kesenian Bambu Gila ini difungsikan sebagai unsur dari kehidupan spiritual masyarakat Maluku. Namun, Kesenian Bambu Gila ini kini lebih difungsikan sebagai atraksi seni atau hiburan untuk masyarakat Maluku. Selain tersebut Bambu Gila ini pun dimaknai sebagai apresiasi serta upaya melestarikan warisan kebiasaan mereka.

Pertunjukan Kesenian Bambu Gila

Kesenian Bambu Gila ini seringkali dibawakan oleh semua laki-laki yang terdiri 7 orang dan 1 orang beraksi sebagai pawang. Pawang ini nantinya bakal bertugas membacakan mantra, memasukan roh ke dalam bambu, dan menjinakkannya. Bambu yang dipakai dalam kesenian ini pasti bukan bambu sembarangan dan mesti memiliki ciri khas khusus.

Dalam peragaan Bambu Gila seringkali diawali dengan ritual seperti menghanguskan kemenyan dan membacakan mantra oleh pawang. Kemudian asap dari kemenyan itu dihembuskan pada bilah bambu yang diangkut oleh semua pemain. Proses ini dilaksanakan untuk mengundang roh gaib guna masuk dan menggerakan bambu.

Setelah proses ritual berlalu maka bambu bakal terasa semakin berat dan mulai bergerak dengan sendirinya. Para pemain lantas harus mendekap dan menyangga bambu tersebut. Sang pawang lantas mengendalikan bambu melewati asap kemenyan yang dibawanya. Sedangkan semua pemain mesti berjuang menahannya supaya tidak lepas, sampai-sampai tak jarang di antara pemain terjatuh atau terseret laju bambu tersebut.

Selain tersebut semakin cepat irama musik pengiring pun membuat bambu semakin binal dalam bergerak. Sehingga semua pemain mesti berjuang mempertahankan kekuatannya. Hal ini lah yang menciptakan Kesenian Bambu Gila unik dan meriah. Setelah acara menginjak akhir acara maka sang pawang lantas menghentikan bambu itu dan menjinakannya.

Pengiring Kesenian Bambu Gila

Dalam peragaan Bambu Gila ini seringkali diiringi oleh musik tradisional laksana tifa, genderang, gong dan lain-lain. Irama yang dimainkan dalam peragaan Bambu Gila ini bermula dari irama pelan lantas semakin cepat. Irama itu tentunya diatur supaya ada klimaks pada akhir peragaan dan tampak lebih atraktif.

Kostum Kesenian Bambu Gila

Kostum yang dipakai para pemain Bambu Gila seringkali adalahpakaian yang mempunyai sifat adat. Para pemain seringkali tidak memakai baju, namun melulu menggunakan celana dan ikat kepala. Kostum tersebut seringkali didominasi oleh warna merah.

Perkembangan Kesenian Bambu Gila

Kesenian Bambu Gila ini masih terus dilestarikan dan dikembangkan sampai sekarang. Berbagai kreasi dan variasi pun sering ditambahkan pada masing-masing pertunjukannya supaya terlihat menarik, tetapi tidak meninggalkan kemurnian dan ciri khasnya. Kesenian Bambu Gila masih sering diperlihatkan di sekian banyak  acara, baik adat maupun hiburan. Selain tersebut kesenian ini pun sering diperlihatkan di sekian banyak  acara kebiasaan seperti festival kebiasaan dan promosi pariwisata di Maluku.

Sekian pengenalan mengenai “Bambu Gila Kesenian Tradisional Dari Maluku”. Semoga berfungsi dan meningkatkan pengetahuan kamu tentang kesenian tradisional di Indonesia.

Kebudayaan Indonesia Tari Katreji

Budaya Indonesia

Tarian satu ini adalahtarian tradisional dari wilayah Maluku yang dilaksanakan secara berpasangan. Namanya ialah Tari Katreji.


Apakah Tari Katreji itu?

Tari Katreji ialah salah satu tarian tradisional yang berasal dari wilayah Maluku. Tarian ini seringkali dilakukan secara berpasangan antara penari lelaki dan penari wanita. Tari Katreji adalahsalah satu tarian tradisional yang lumayan terkenal di Maluku. Tarian ini sering diperlihatkan di sekian banyak  acara adat maupun hiburan laksana penyambutan tamu penting, pernikahan adat, perayaan hari besar, dan lain-lain.

Sejarah Tari Katreji

Tari Katreji ini adalahtarian yang telah ada semenjak bangsa Portugis dan Belanda datang ke Indonesia, terutama di Maluku ini. Di samping untuk menggali bahan rempah-rempah, mereka pun membawa kebiasaan mereka ke tanah Maluku. Sehingga tidak banyak demi sedikit kebiasaan Eropa mulai memprovokasi perkembangan kebiasaan di Maluku sendiri . Sejak ketika itulah masyarakat Maluku mulai mengenal kebiasaan Eropa, salah satunya ialah Tari Katreji ini.

Setelah bangsa Portugis dan Belanda meninggalkan Indonesia. Masyarakat Maluku masih tidak jarang membawakan Tari Katreji ini di acara penyambutan atau pesta mereka. Kemudian tarian ini mulai berkembang dan diadaptasikan dengan kebiasaan masyarakat lokal di sana hingga format sekarang ini. Akulturasi kebiasaan inilah yang menciptakan tari katrili paling khas dan menyerahkan warna baru dalam kesenian tradisional Maluku.

Fungsi Dan arti Tari Katreji

Di Maluku sendiri, Tari Katreji lebih difungsikan sebagai hiburan dalam sebuah acara laksana penyambutan, pernikahan, perayaan adat dan lain-lain. Tarian ini dimaknai sebagai tarian pergaulan masyarakat, terutama semua muda-mudi. Dalam tarian ini mereka menari secara berpasangan dengan gerakan serta ekspresi yang mencerminkan tentang keceriaan dan kebahagiaan.

Pertunjukan Tari Katreji

Seperti yang diterangkan sebelumnya, Tari Katreji diperlihatkan oleh semua penari lelaki dan penari perempuan secara berpasangan. Jumlah penari Tari Katreji seringkali terdiri dari 5-6 pasang penari lelaki dan wanita. Dalam pertunjukannya penari memakai busana adat dan menari dengan gerakannya yang khas mengikuti buaian musik pengiring.

Gambar : Pertunjukan Tari Katreji
Gerakan dalam Tari Katreji ini paling enerjik dan bervariasi. Walaupun gerakannya ingin bergaya Eropa, tetapi ada sejumlah gerakan gaya Maluku yang masih terlihat. Hal ini barangkali dikarenakan akulturasi kebiasaan yang sangat bertolak belakang sehingga guna memadukan dua kebiasaan tersebut terlampau sulit.

Pengiring Tari Katreji

Dalam peragaan Tari Katreji seringkali diiringi oleh buaian musik laksana biola, suling bambu, ukulele, tifa, karakas, dan lain-lain. Di samping gerakan, musik yang dimainkan pun ingin bergaya Eropa dan guna pelengkap, pun ditambahkan sejumlah alat musik tradisional di dalamnya. Irama yang dimainkan dalam mengiringi Tari Katreji ini seringkali adalahirama cepat sehingga mencerminkan keceriaan di dalamnya.

Kostum Tari Katreji

Kostum yang dipakai dalam peragaan Tari Katreji seringkali adalahbusana tradisional khas Maluku. Bagi penari wanita seringkali menggunakan busana kebaya dan kain panjang pada unsur bawahnya. Sedang pada unsur kepala, rembut penari digelung atau dikonde dan dihiasi dengan dekorasi bunga-bunga sebagai pemanisnya. Sedangkan guna penari pria seringkali menggunakan baju panjang dan celana panjang.

Perkembangan Tari Katreji

Dalam perkembangannya, Tari Katreji masih tidak jarang dilestarikan dan dikembangkan oleh masyarakat di sana. Berbagai variasi dan kreasi pun sering diperlihatkan disetiap pertunjukannya, baik dalam segi gerak, kostum, maupun musik pengiring. Tarian ini pun masih sering diperlihatkan di sekian banyak  acara laksana penyambutan tamu penting, pernikahan, dan sekian banyak  acara adat lainnya. Selain tersebut Tari Katreji pun sering diperlihatkan di sekian banyak  acara kebiasaan seperti peragaan seni, festival kebiasaan dan promosi pariwisata.

Sekian pengenalan mengenai “Tari Katreji Tarian Tradisional Dari Maluku”. Semoga berfungsi dan meningkatkan pengetahuan kamu tentang kesenian tradisional di Indonesia.

Kamis, 21 Maret 2019

Kebudayaan Indonesia Wedang Uwuh Minuman Tradisional dari Bantul, Yogyakarta

Budaya Indonesia

Minuman tradisional satu ini tidak melulu mempunyai rasa yang nikmat dan khas, namun pun berkhasiat guna tubuh kita. Namanya ialah Wedang Uwuh.




Apakah Wedang Uwuh itu?

Wedang Uwuh ialah salah satu minuman tradisional yang berkhasiat guna menghangatkan badan dan dapat menangkal atau meredakan penyakit enteng lainnya. Minuman ini adalahminuman tradisional dari Imogiri, Bantul, Yogyakarta. Yang menjadi karakteristik dari Wedang Uwuh ini ialah tampilannya yang tidak banyak berantakan sebab mengandung ramuan jamu yang diseduh langsung di gelasnya. Di samping khasiatnya yang baik guna tubuh, Wedang Uwuh ini pun mempunyai rasa yang nikmat dan paling khas sampai-sampai sangat digemari oleh masyarakat.

Minuman ini disebut “Wedang Uwuh” yang dalam bahasa jawa berarti “Minuman sampah”. Sesuai dengan namanya, Wedang Uwuh ini berisi gabungan rempah – rempah yang sekilas terlihat laksana sampah dedaunan yang dimasukan ke dalam gelas. Bahan yang di pakai untuk menciptakan Wedang Uwuh ini diantaranya laksana jahe, cengkeh, serutan kayu manis, pala, serai, kapulaga dan daun pala.

Proses penciptaan Wedang Uwuh ini lumayan sederhana. Pertama bahan – bahan itu disiapkan cocok dengan porsinya, urusan ini dilakukan supaya rasanya pas. Kemudian seduh dengan air panas dan aduk sampai warnanya merah. Kemudian masukkan gula batu secukupnya kedalam gelas yang di pakai untuk menyeduh Wedang Uwuh itu dan siap guna di sajikan. Gula batu ini di pilih sebab gula batu dapat menyerahkan rasa manis, tetapi tidak mengolah rasa dan wewangian asli pada minumannya.

Wedang Uwuh ini paling enak diminum selagi panas atau hangat. Bagi menikmatinya anda harus mengaduknya dulu hingga gula batunya mencair dan menghasilkan manis laksana yang anda inginkan. Karena beberapa penjual seringkali tidak mengaduk gula batu tersebut supaya pembeli dapat menyesuaikan dengan seleranya masing – masing. Bagi kamu yang tidak suka ampasnya, kita dapat menyaringnya tetapi sebelum di saring, pastikan rasa dari bahan tersebut telah bercampur dan menemukan rasa yang pas guna kita.

Rasa dari Wedang Uwuh ini paling unik dengan perpaduan manis dan tidak banyak pedas dari jahenya, tentu menyerahkan cita rasa yang khas pada minuman satu ini. Di samping itu wewangian harum dari bahan rempah itu tentunya bisa menggugah selera kita guna menikmatinya. Wedang Uwuh ini paling pas bila dinikmati ketika cuaca dingin atau hujan. Di samping rasanya yang nikmat, Wedang Uwuh ini pun dapat bermanfaat sebagai penghangat badan sebab bahan rempah yang terdapat di dalamnya. Selain tersebut juga dapat bermanfaat meredakan batuk, menanggulangi mual, berisi antioksidan, memperlancar peredaran darah, dan beda – lain.

Wedang Uwuh ini dapat kita temukan di wilayah Imogiri, Bantul, Yogyakarta, tepatnya di wilayah wisata Imogiri, disana tidak sedikit penjual yang menjajakan minuman ini. Tidak hanya dapat diminum di sana, beberapa penjual pun menyediakannya guna oleh – oleh dalam kemasan plastic, sampai-sampai kita dapat menyeduhnya sendiri di rumah. Nah bagi kamu yang berangjangsana ke Bantul, Yogyakarta, tidak cukup lengkap rasanya bila belum merasakan minuman tradisional dari Imogiri ini.

Cukup sekian pengenalan mengenai “Wedang Uwuh Minuman Tradisional dari Bantul, Yogyakarta”. semoga berfungsi dan meningkatkan pengetahuan kamu tentang kuliner tradisional di Indonesia.